Keutamaan Kota Madinah



Keutamaan Madinah
Sesungguhnya Hadits-hadits yang meriwayatkan mengenai keutamaan Madinah cukup banyak. Madinah adalah bumi kekasih Allah SWT dan ibukota Islam pertama. Madinah merupakan tempat hijrah Rasulullah SAW, yaitu tempat beliau berjuang untuk Islam dan mengakhiri hidupnya, sekaligus tempat dimana beliau dimakamkan, dan dari sana pula Rasulullah akan dibangkitkan.
                Sesuai dengan namanya, Al-Madinah Al-Munawwaroh, artinya kota yang bercahaya, Madinah merupakan kota yaang memancarkan cahaya iman ke seluruh penjuru dunia sampai hari kiamat. Karena kota ini mendapat keberkahan berlipat-lipat dari Allah SWT. Madinah akan terus makmur hingga ditiupnya sangkakala (hari kiamat), dan merupakan kota Islam yang terakhir binasa sebelum hari kiamat tiba.
                Ketika pertama kali Rasulullah SAW memasukinya pada saat hijrah, batu-batu kerikil dalam genggaman tangan beliau bertasbih, gunung-gunung berguncang dan terpancar mata air dari celah jari jemari Rasululah SAW.
                Dahulu, kota Yatsrib (sebelum diubah oleh Rasulullah SAW menjadi Madinah) adalah kota kumuh dan tempat bersarangnya wabah penyakit. Aisyah ra. meriwayatkan: “Ketika kami masuk, Madinah adalah negeri tempat bersarangnya penyakit, lalu Rasulullah SAW berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kecintaan kami kepada Madinah, sebagaimana Engkau  berikan kecintaan kepada Mekah, atau lebih dari itu, dan bersihkanlah ia serta berkatilah kepada kami dalam makanan dan bekalnya, dan gantilah wabah penyakinya dengan juhfah’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
                Maka, setelah diubah namanya menjadi Madinah oleh Nabi SAW dan disucikan olehnya, kaum muslimin sangat tidak dianjurkan untuk menyebutnya dengan sebutan lama yaitu Yatsrib. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa menamai Madinah dengan Yatsrib, hendaklah ia memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla,karena ia adalah Thabah, ia adalah thabah.’ (HR. Ahmad) Sebutan Yatsrib adalah sebutan Jahiliyah sebagaimana ditegaskan sendiri oleh Nabi SAW dalam sabdanya: “Orang jahiliyah dulu menyebut Madinah dengan Yatsrib, kemudian Rasulullah SAW menyebutnya Thayyibah.” (HR. Ahmad)
                Menurut berbagai sumber sejarah, orang yang pertama kali mendirikan Madinah bernama Yatsrib, yang masih merupakan keturunan Nabi Nuh AS. Konon, ia merupakan generasi keenam dari keturunan Nabi Nuh AS.
                Menurut Iman Ibnu Hajar, larangan menyebut Yatsrib karena kata tersebut bermakna dari “ Tatsrib” yang berarti menjelekkan atau menghinakan atau bisa juga bermakna dari “tsarab” yaitu rusak, sementara Rasulullah SAW lebih suka dengan nama yang baik dan menghinakan nama yang buruk.
                Di Madinah, ganjaran amalan-amalan dilipat-gandakan bagi siapapun yang beribadah didalamnya, dan Raudhah yang terdapat di dalam Masjid Nabawi akan menjadi saksi bagi siapa saja yang pernah shalat di dalamnya. Begitu juga shalat yang dilakukan dibeberapa masjid di Madinah, seperti Masjid Nabawi dan Masjid Quba yang ganjarannya menyamai pahala umrah yang sempurna.
                Keistimewaan lainnya adalah kurmanya (tamar ajwa) disebut oleh Nabi SAW dapat menjadi pelindung bagi racun dan sihir. “Barangsiapa di waktu pagi makan tujuh butir kurma dari kedua labah (yaitu batas Madinah dari sebelah timur dan barat), ia tidak akan kena racun hingga waktu sore.” (HR.Muslim) Hadits tersebut memang tidak menyebutkan jenis kurmanya, namun beberapa hadits lain secara spesifik menyebutnya dengan kurma ajwa. “Barangsiapa di waktu pagi makan tujuh butir kurma ajwa, pada hari itu ia tidak akan kena racun maupun sihir.” (HR.Bukhari)
                Ada lebih dari 20 orang sahabat yang meriwayatkan tentang keutamaan Madinah, sebagaimana Rasulullah SAW sendiri pernah pula mendoakan secara khusus untuk kota Madinah. Yang arti dari doa itu adalah “ Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mensucikan Mekah dan berdoa bagi penduduknya, maka sesungguhnya aku pun telah mensucikan Madinah sebagaimana Ibrahim telah mensucikan Mekah.” (HR.Bukhari & Muslim)
                Nabi pernah bersumpah, sebagaimana diriwayatkan Abu Sa’id Al-Khudry ra.: “Demi Dia(Allah) yang menggenggam jiwaku, tidaklah ada suatu lembah (di Madinah ini) maupun tempat yang terbuka melainkan padanya terdapat dua malaikat yang menjaganya hingga kamu sampai padanya.” Maksudnya, kota Madinah senatiasa dijaga oleh dua malaikat yang khusus ditugaskan untuk bersiaga disetiap sudut kota untuk menghalau setiap gerakan yang akan merusak dan menghancurkan kota Madinah. Hadits lain yang senada disampaikan oleh Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Pada setiap lembah di Madinah terdapat para malaikat. Madinah tidak akan dimasuki oleh penyakit taun dan tidak juga oleh Dajjal.” (HR. Bukhari & Muslim)
                Rasulullah SAW sangat menekankan umatnya untuk mengunjungi Madinah (selain Mekah dan Masjidil Aqsha). Dalam sabdanya yang masyhur seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., yang artinya: “Jangan berpayah-payah untuk mengadakan perjalanan, kecuali ke tiga masjid: masjidku ini, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsho.”
                Madinah memiliki banyak nama, diantaranya adalah Thayyibah dan Thabah, keduanya bermakna “baik”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ia adalah Thayyibah, sesungguhnya ia dapat menghapus dosa sebagaimana api dapat menghapus kotoran perak.” (HR. Muslim)
                Maka dari itu, perbanyaklah bersyukur kepada Allah SWT bagi orang-orang yang telah sampai menginjakkan kakinya di kota Madinah. Harus disadari betul bahwa kesempatan mengunjungi Madinah adalah rahmat dari Allah SWT karena ia menjadi manusia yang terpilih, dimana tidak semua orang diberi kesempatan untuk mengunjungunya.
                Allah SWT memberi kesempatan kita untuk tidak saja shalat di dalam Masjid Nabawi yang keutamaannya seperti 1000 kali shalat di masjid lain, tetapi lebih dari itu Allah SWT memberi kita kesempatan tak ternilai untuk menziarahi makam Rasulullah SAW yang Mulia, makam kedua sahabatnya yang setia (Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq ra dan Sayyidina Umar bin Khattab ra), serta makam para sahabat di Baqi’ul Gharqad, para syuhada Uhud, dan lain sebagainya.
                Maka, perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan bertakbir.
                Selama di Madinah, perbanyaklah bershalawat kepada Rasulu SAW, keluarganya, para sahabatnyaa, dan mendoakan orang yang mengikuti sunnahnya hinga Hari Akhir.
                Anjuran untuk bershalawat diasampaikan langsung oleh Allah SWT dan Rasul-Nya yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamuu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. Al Ahzab:56)
                Sebagian ahli tafsir memaknai ayat diatas bahwa shalawat yang datang dari Allah kepada Rasul-Nya berarti pemberian rahmat; sedangkan dari malaikat berarti memintakan ampunan; sementara jika shalawat itu dari umat muslim kepada Rasulnya maka hal itu berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan : Allahuma shalli ala Muhammad.
                Sedangkan dalam hadits, anjuran bershalawat sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. yang artinya “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali, dan akan menghapuskan sepuluh kesalahannya.”  (HR.Ahmad)
Laraiba-Madinah-Umroh-Mekah


Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Umroh sesuai Sunnah Nabi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger